Saturday, October 1, 2011
PIJAR DI UJUNG ASA
Pejuang Sejati,
saat kutatap sorot matamu,
aku tahu rasa itu..
hidup bagai mati,
raga melangkah,
jiwa meratap..
nafasmu masih ada,
denyutmu masih berdegup..
serasa kian melemah..
jiwamu bagai berpusar dalam labirin pemikiranmu,
terkurung dalam sepetak kotak kecil,
yang entah mengapa,
harus kau maknai begitu besarnya
sahabatku terkasih,
kaulah penggagas-ku
di kala-ku masih menatap isi dunia,
dengan keluguan kanak-kanak di hatiku
kau juga pembangun tidurku
di saat keindahan demi keindahan,
berlalu lalang menyilaukan pandangku..
temanku yang kucinta,
gaungmu masih memantul dalam hatiku
tentang suara kebebasan,
tentang pesan dedikasi,
tentang suratan memberi dan memaknai hidup,
pada bentang dunia tak berbatas ini
kawanku yang kusayang,
kiprahmu melibas segala penjuru
auramu begitu perkasa
berbias dengan hatimu yang begitu lembut..
kata-katamu begitu menggugah
tulisanmu sangat ber-taksu,
memagut, membangunkan, menguatkan..
kau tidak pernah tahu,
di saat dirimu berkelana menjawab segala tantangan,
langsung ke pusat nadi dunia,
aku masih memaku diriku
melanjutkan mekanisme rutin-ku
demi cakupan tanggung jawab kecil-ku
di saat ku-mulai memahami benang kusut kehidupan
ku-coba mulai mengurainya
merayap ke relung sepi dan sunyi
merambah hatiku..
rasanya hanya itu yang kumampu..
menyelam ke dalam,
bukan membentang seperti-mu
sahabat baik-ku,
aku yang sangat pemula ini,
walau tertatih, terlontar, terpana..
"akhirnya" menemukan puzzle demi puzzle hidup-ku..
jangan kau bertanya padaku,
bagaimana caranya..
kau lah yang lebih tahu,
kau barometer pembebasan dunia,
bukan aku..
temanku tersayang,
tidak ada yang mampu menghalangimu..
semua mencintaimu, dengan cara mereka,
yang mungkin tidak selaras dengan akal sehat-mu..
namun, betapapun mereka ingin membelah-mu,
asa-mu yang sekuat baja
akan senantiasa mampu menopang ragumu,
mengingatkanmu akan mimpimu,
dalam badai kalutmu sekalipun
sejawat jiwaku,
hanya kau yang paling tahu
apa yang harus kau raih saat ini,
demi pencapaian hidupmu,
demi cita-cita besar-mu,
demi seutas senyum di kedua sudut bibirmu,
di detik-detik malaikat maut menjemput dan mengawal-mu nanti,
dengan kepakan anggun sayap, dan anggukan takzim mereka
percayakan pada-NYa,
limpahkan semua ragu dan kesulitan-mu pada-NYA
kau tinggal melanjutkan tanda-tanda dariNYA
niscaya jalan-mu dibukakan,
tanya-mu dijawab,
pinta-mu dikabulkan,
sesuai takdirmu..
yang memang terberi hanya, dan hanya..untukmu
ku menghantar-mu dalam doaku,
kau membuka-nya dengan terjang-mu..
sebagaimana yang pernah, dan akan kau awali..lagi dan lagi..
Donna Turner
01-10-2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment